Pelukan Bersejarah Bagian 5

Diposting oleh Asrofi on Senin, 06 April 2015

Pelukan Bersejarah
Oleh  :  Asrofi
Anis langsung menyaut.... dan menjemputnya dengan nada meringkih suara tangisan  lirih tak terbendung air mata pun menetes dengan derasnya napa ayah ka...? bu Efi dari dalam kamar yang sedang berhias siap menuju tempat kerja.. keluaar dengan terburu-buru sehingga menenggor perlengkapan perhiasannya dan jatuh bunyi barang pecah pun menyentak berbarengan  suara  bu Efi yang sama napa Ayaaaah...? sambil di papah oleh bu Efi dan Anis putrinya yang manis.. keduanya nampak muram sedih menuju kamar membaringkan pa Taurik... di kamar depan, sementara ardli masuk membaawa segelas air putih dan bubur dipiring kecil yang telah disediakan oleh bu Efi untuk suami tercinta...
T : Bunda... Anis..putriku yang manis... sambil menengok kearah kanan tempat jam dinding tergantung.. pa Taurik menyapa suara lirihnya tersendat-tersendat.. itu udah jam berapa.. ko belum pada berangkat...? Anis kan sebentar lagi ulangan.. udah sana berangkat Naak... Bunda... ini hari senin jalanan macet udah sana berangkat...
A : Dengan isyarat colekan jari ardhi pada bundanya... keduanya keluar kamar... sambil memeluk bundanya penuh rasa sayang tetesan air matanyapun membasahi pipi dan badan bundanya.... ardhi ga sekolah hari ini Bunda.... ardi mau antar ayah ke RS... terus bunda dan anis gemana...?
 Belum selesai keduanya bermusyawarah... dari dalam kamar suara melengking dari lidah Anis yang manis ini... bundaaaaaaa...... Ayah... ayah... ayah... keduanya bergegas menuju kamar... mendapati pa Taurik dalam keadaan makin lemas tak bersuara.... disertai tangisan yang terus memunculkan tetesan air mata Anis meminta segera ardhi mengeluarkan mobil tuk membawa pa Taurik ke RS..
Anis : kaa... cepat keluarin  mobil  ya.. kita segera bawa ayah ke RS.... Anis mau nyiapin pakaian ayah... cepetan ya Kaa...?
Hati yang gundah gulana getaran hati yang terus berdebar... memeluk pa Taurik erat-erat sehingga baju pa Tauri basah oleh derasnya linangan tetesan air mata bu Efi... tangisan yang menyayat meratap bunyi sauara lirih.. ayaah... ayaah.... banguun dong…
Dalam hitungan menit Ardhi masuk kamar langsung memberi komando ... saya yang angkat ayah dan anis pegang kaki.. bunda bagian depan ya.... Bismillahirrohmanirrohiim.. segera masuk ke mobil... Aniiss... tolong konci pintu jangan lupa demikian bu efi bilang sama anis.
            Sudah tiga jam di Ruang ICU belum juga pa Taurik siuman, membuat rintihan bu Efi dan Anis tak bisa terhalang membengkaknya kedua mata dua insan ini... sementara Ardhi dengan tegarnya menjawab deringan alat komunikasi yang terus mengalir dari beberapa ponsel keluarga, kerabat yang ada di ruang tunggu, belum selesai dia menjawab ponsel pribadinya... berdering dengan iringan music instrumen Kenney G milik ayahnya.. Assalamualaikum... demikian ardhi mengawali... di jawab oleh orang kantor ayahnya Waalaikum salam..
Kantor : betul kan ini nmor Pa Taurik...?
Ardhi : betul pa... ini saya Ardhi anak pa Taurik...
Kantor : oh ya makasih naak... bisa bicara dengan Bapak...?
Ardhi : Mhn maaf pa... hari ini ayah masuk Rumah Sakit sekarang ada dalam perawatan di Ruang ICU dan sudah hampir empat jam belum juga siuman...
Kantor : oh ya... sabar ya.. ya naak... terima kasih informasinya... Assalamualaikum.. demikian orang kantor mengakhiri pembicaraannya.
            Informasi tentang keberadaan Pa Taurik sekarang ada di Ruang Icu dan belum juga sadarkan diri... menyebar keseluruh keluarga kantor tempat pa Taurik bekerja. Karena pa Taurik ini termasuk orang yang baik dan ramah di kantor, maka respon orang kantor begitu tinggi, sehingga dalam hitungan jam beberapa utusan kantor mengikuti Kepala kantor yaitu Pa Yofi menuju Rumah Sakit di kawasan Pondok Indah. Ditengah perjalanan penuh sesak macet total memperlambat sampainya rombongan dari kantor pa Taurik. Pa Alex orang temperamental rasanya ga sabar, maka dia turun mobil meliat-liat kedepan.. rupanya ada polisi pa troli..
Alex : selamat siang pak....
Polisi : siang... ada yang perlu kami bantu...?
Alex : ya ni.. pak saya mohn dengan sangat bantuan.. jalur...
Polisi : oh ya siap... bunyi sirene menyeruak jalan sebelah kiri....
Pa yofi ,bu Eva , pa Leo dan Linnya terasa lega..., karena sebentar lagi nyampe RS dan dapat menjumpai pa Taurik.... Namun rupanya Alloh Swt takdirkan lain dengan harapan... karena sesampainya rombongan Pa Yofi dan Kawan-kawan di RS... bukan pa Taurik dalam keadaan sadar melainkan sepuluh menit yang lalu Pa Taurik telah di panggil oleh Alloh Swt Inna Lillahi wa inna ilaihi Ra jiuun... seluruh rombongan tertunduk tersifu sayu dan tak bisa menahan mengalirnya air mata terutama Bu Eva dan pa yofi yang terus mengusap matanya dengan selampe yang sdh kelihatan basah. Suasana duka menyelimuti ruangan dengan lengkengingan tangisan, terutama Anis putri kesayangannya dan Bu Efi yang terus menjatuhkan pipi di badan pa Taurik... Pa Yofi mencoba mendekati jenazah Pa Taurik yang diapit oleh istri dan anaknya ini seraya berusaha menenangkan Anis dan Bu Efi... kalimat-kalimat yang pernah diungkapkan dua puluh tahun lalu ketika ayahnya Bu Efi meninggal di sampaikan lagi oleh pa Yofi... dengan tambahan di bacakan ayat suci Alqur an  Fa idza  ja'a ajaluhum.... al ayah... yang bu Eva sendiri faham tentang ayat ini.. maka pelan-pelan tangisan mulai lirih dan ketika itu ingat tentang ayahnya yang meninggal,, dan saat bangun bu Efi langsung tak sadarkan diri.. pa Yofi yang ada di belakangnya seorang diri dengan tiba-tiba memeluk bu Efi yang dalam kondisi lemes lunglai ini langsung dibantu anis dibawa keluar ruangan dan di rebahkan di pangkuan pa Yofi karena tak ada tempat lagi. Sementara Ardhi telah selesai mengurus administrasi RS dan sudah bisa di bawa pulang. Pa Alex dan Pa Leo langsung bergegas membantu membawa jenazah pa Taurik ke Mobil Ambulance..  dan pa Yofi dan Anis membawa menuntun bu Efi yang baru sadar menuju mobil yang telah disiapkan oleh ardi dan semuanya menuju rumah dikawasan jakarta selatan.


                                                                                    
 
 
 
 
 
 

More aboutPelukan Bersejarah Bagian 5

Pelukan Bersejarah Bagian 4

Diposting oleh Asrofi

Pelukan Bersejarah
Oleh  :  Asrofi

Suasana mencekam ada diruangan yang pengap saat itu orang tua efi sudah dalam keadaan koma, berada di Ruang ICU.... tak berselang lama  berdua dateng rupanya Alloh Swt telah Mentakdirkan Efi di Tinggal ayahnya tercinta saat masih benar-benar membutuhkannya... Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Ra jiuun... demikian dokter keluar dari R ICU sehingga efi hampir saja tak tahan menghadapi cobaan hidup ini... suara tangis..melengking tak dapat terbendung lagi saat itu... yofi lah yang menenangkan dan memberikan penceraahan... yang paling efi ingat… udah tenang... semua milik Alloh dan akan Kembali kepadaNya sekarang aku disampingmu.. ibu diselahmu.. kawan-kawan yang lain ada didepanmu.. saudara –saudara ada dibelakangmu... dah tenang ya... Ef....demikian yofi berucap. Kemudian dengan tanpa di sadari di depan bundanya efi yang masih tersdu-sedu memeluk Yofi dengan penuh iba dan efi tak sadrkan diri sehingga yofi takberdaya harus menyambut pelukan wanita yang bukan muhrimnya kemudian dibaringkan dipangkuaannya sampai tersadarkan diri.
Y. Ayo segera aja kita urus ... biar hari ini bisa kita makamkan  bukan begitu Bu....?
Ketika mata sudah sayub layu... bunyi kentongan tiang listrik diluar rumah pertanda malam sudah jam 03.00 .. maka bergegaslah efi dengan linangan air mata.. melangkahkan kaki menuju kamar mandi.. ambil air wudlu... dinginnya air malam itu.. karena memang musim dingin tak menjadi penghalang untuk segera mengingat Alloh Swt Tuhan Yang Maha Kuasa akan segala nikmatNya dengan Bersujud munajad digegelapan malam yang panjang itu. Seraya berdo'a : Ya Allo ya Robb... Hanya kepada Enkaulah kami Menyembah... hanya kepada Engkaulah kami beribadah... Ya Alloh ya Robb... hanya kepada Engkaulah kami meyakini... segala do,a akan dikabulkan... Ya Alloh ya Robb.. Engkaulah Al Hadi.. Tunjukilah kami senantiasa ada di JalanMu...
Tetesan linangan air mata yang begitu syahdu dengan lantunan do'a tak terasa membasahi pipinya... dikesunyian sepi senyapnya malam itu...  zikir dan do'a  merupakan suplemen terus munajad pada Yang Maha Kaya Alloh Swt  akan ketenangan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin... Ya Alloh Ya Robb... Kabulkanlah Do'a kami.. Aamiin. Demikian Efi mengahiri do'a. Dari kejauhan terdengar sayub-sayub lirih suara tarhiman isyarat malam menjelang akhir tanda akan datangnya subuh... maka Efi bergegas membangunkan pa Taurik suami tercinta seta putra putrinya untuk segera shalat subuh berjamaah.
Pa Taurik dan putra pertamanya Ardli setelah selesai dari kamar mandi bergegas menuju masjid, sementara Efi dan putrinya Anis berjamaah dirumah. Ketika dalam perjalanan pulang dari masjid, pa Taurik berpesan pada Ardli...
Taurik : ibumu adalah seorang wanita sholihah, ayah bangga dan bahagia mempunyai istri seperti ini... apakah kamu juga sama perasaan hatimu dengan ayah... bangga dan bahagia...?
Ardli : Ya iya lah saya sangat bangga dan bahagia mempunyai ibu seperti ini, dan saya juga bangga dan bahagia terhadap ayah... emang napa ayah... ko nanya seperti itu... sama Ardli..?
T : Begini  nak... ardhi kan tau bagaimana kondisi pisik ayah.. walaupun kelihatan sehat... tapi ayah satu minggu sekali harus masuk Rumah Sakit ( cuci darah )... jadi ayah pesan sama Ardhi sewktu-waktu ayah di Panggil Oleh Yang Maha Kuasa Alloh Swt... tolong jaga Ibu ya Naak.... ibumu itu orang baik... wanita sholehah...
Ardhi : Ayaah... nampak kesedihan diwajah ardhi... dengan terbata-bata... ko ayah bilang begitu.. ayah masih sehat... semangat ayah.... dengan nada memelas...
T : Ayah tadi waktu mandi terasa kedinginan dan sekarang terasa lemas.. ayah telat ke Rumah sakit kali ya... mestinya kemarin harus RS ( cuci darah )...
Ardhi : Dengan nada penuh penyesalan di benak fikiran dan hati Ardhi.. tak karuan melayan-layang... yaudah ntar sampai rumah langsung kita ke Rumah Sakit .. sama Ardhi....
T : Ardhi kan sekolah... biar ayah sama ibu aja ke RS nya....
A : dengan mata memerah sayu memendam penyeselan sangat mendalam dan kegundahan... ardi jawab ..tidak.. pokoknya ayah harus pergi sama ardli..dan akhirnya menetes juga itu air mata...  tak lama kemudian.. ardhi membuka pintu.... sambil memanggil... Bundaaa... Aayaaah......
Bersambung...

More aboutPelukan Bersejarah Bagian 4

Pelukan Bersejarah Bagian 3

Diposting oleh Asrofi

Pelukan Bersejarah
Oleh  :  Asrofi

T: Baru jam sepuluh.... bentar lagi... jangan tidur dulu bunda yang cantik.... sambil pegang pipinya yang halus.... saya mau kasih jalan biar inget... temen bunda  waktu kuliah ada temen yang namanya Yofi... ga...?
I: Temen kuliah....? ntar...ntar dulu...  sambil menyingkirkan bantal… membuka mata lebar-lebar dan bangun duduk..  berfikir dan berfikir.... karena dalam benak fikiran yang terjadi adalah hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.. atau istri pa Taurik ini, sebenarnya sudah mulai ingat punya temen yang namanya Yofi... akan tetapi dia sedang berfikir apakah mungkin temen yang kukenal ini benar sekarang menjadi atasan suamiku...? apa yang ku kenal ini... benar-benar dia...? yang sudah hampir dua dasa warsa ga pernah berjumpa.
T : Hay.... istriku sayang.... ko malah bengong...? Kenapa.....? kenal ga....?
I  : tersentak... oh ya.. kenal...kenal... orangnya kecil kan Yaah.... ko bisa ya.... dia masih kenal ayah.....? cerita apa dia tentang kita ...?
T; Balik bertanya... bukannya dah ngantuk...? besok lagi ya... dah malaem  dah tidur...tidur...
I : gini Yaah...... sambil meremas-remas tangan sang suami tercinta... bunda hanya ingin tau cerita sedikiitt aja...
T : Dah... besok aja ya.. sayang..... demikian pa Taurik sambil mencium pipi sang istri tercinta..
            Sementara jarum jam telah menunjuk pada angka 12 sedangkan mata istri pa Taurik belum juga mau terpejam... benak fikran Efi ( istri Pa Taurik ) melayang jaauh kebelakang masa-masa dia kuliah.. bagaimana bercanda ria.. rebutan kue di ruang   kantin yang sangat sederhana..., berdebat/ beramtem saat diskusi mata kuliah Teologi betapa cerdasnya Yofi menjelaskan dan mempertahankan pendapatnya tentang takdir yang membuat seluruh mahasiswa terdiam membisu oleh sanggahan mahasiswa kecil ini......, saling membantu baik saat suka dan duka... saat di campus mauapun diluar campus.Terus berjalan ingatanya membayangkan bagaimana ketika tidur dalam satu kamar sepulangnya dari liburan pulang kampung kemudian singgah bermalam dirumah paman yang hoby bercanda di  kawasan perumahan masyarakat daerah cipinang dekat stasiun Kereta JatinNegara, walaupun satu kamar Yofi tidak berulah bagaimana binalnya cowo dan cewe dalam satu kamar, begitu alim dan bersahaja. Ketika hendak tidur malam itu dia atur kamu Efi di kasur sama lik Fiyah .. saya (yofi ) di bawah... ok..? dari lantai atas pamannya( Pa Ridju ) yang suka bercanda bersuara Fiyah tidur di lantai atas aja... biar dia berdua dikamar itu... masa di bawah... dingin tau yof... Yofi ketawa sambil menyaut ya.. ya.. Booss.. aku tak membayangkan punya teman  sebaik ini akan jauh dan lama tak jumpa..., belum lagi bagaimana ketika perjalanan Haiking  pedalaman Tanggerang- Bogor entah kemana arah kami dibawa anak-anak laki menuju gunung dengan tanjakan yang terjal, turunan yang menukik curam dan lainnya yang melelahkan kepada siapa saya bersandar kalo bukan sama Yofi... malam gelap gulita tidur dikedinginan 10 mahasiswa dan 5 maha siswi... di ruangan sempit dan terbuka angin malam terus menyengat Yofi rela melepaskan jaket dan selimutnya demi aku.... Ya Alloh berkahilah hidupnya Ya Alloh... bagaimana gigih dan sabarnya menemaniku mencari cintaku yang hilang... ketika  cerita tentang aku di putus oleh pacarku( Romta )dia mengajaku mencari jejak tentang kebenaran informasi, mengelilingi kota jakarta, lorong-lorong kecil, gang-gang yang tak pernah kulewati siang malampun jalan tak kenal lelah,  bahkan sampai pulang kampung dicari di sudut ujung Timur Selatan  kota Bahari,  terbang dari semaraang ke Kupang dimana tempat Romta bertugas,  dia dengan tulus ikhlas menemaniku karena susahnya kendaraan waktu itu maka kamipun naik becak berduaan,walaupun sepi lewat melalui sawah-sawah, hutann yang rindang dia tak pernah berulah... ya Alloh betapa baiknya Temenku ini ( Yofi )... Astahgfirulloh Al Adziim... berkahilaah hidupnya Ya Alloh... Aamiin. Rupanya malam itu menjadi malam terpanjang... karena ingatannya melayang-layang membuat sebentar tertawa senyum penuh kebahagiaan... ketika terkenang masa-masa bahagia... sebentar dia menagis... teringat masa masa duka... yang paling menyentuh dalam lubuk hati Efi.. terkenang bagaimana gigihnya dia tanpa pamrih membantu moril maupun matriil ketika ayah meninggal karena kecelakaan, dimana saat itu efi dan yofi sedang menerima mata Kuliah Filsafat oleh Dosen Muda yang memiliki pemikiran cemerlang sekarang menjadi Rektor sudah dua Periode... begitu efi mendapat kabar bahwa ayahnya telah terjadi kecelakaan di daerah Pondok Indah Jakarta selatan... langsung Yofi mengikuti Efi pulang kerumah kemudian menuju RS Fatmawati. Dengan tangisan yang trus tersenga-senga yofi dengan ketulusannya coba menenangkan hati Efi...
Bersambung...

More aboutPelukan Bersejarah Bagian 3

Pelukan Bersejarah Bagian 2

Diposting oleh Asrofi

Pelukan Bersejarah
Oleh  :  Asrofi

Dalam kata sambutannya pak Yofi singkat padat terungkap kata kunci cukup jadi perhatian, yakni ternyata dikantor ini ada orang yang sudah saya kenal dan hampir puluhan  tahun tak pernah jumpa dan tak pernah komunikasi yaitu pak Taurik. Ketika usai acara sambil menikmati hidangan buah-buahan dan makanan kecil pak yofi asyik berbincang dengan pak Taurik.
Yofi; Gemana ceritanya ko bisa ada disini?
Taurik; ceritanya panjang.. saya merasa tidak nyaman , maka saya cari tempat lain dan disinilah saya diterima.
Y. oh begitu....
T. saya juga belum... lama disini baru sekitar 10 bulan…
Y. sambil menikmati jus jambu.. pak yofi nanya gemana keadaan keluarga?
T. Terasa gugup... oh Alhamdulillah sehat Wal Afiat
Y. Syukurlah.... ya sudah smg selalu sukses... saya pamit ya...
Matahari sudah nampak kekuning-kuningan nan jauh diujung barat  menandakan kan datangnya pergantian suasana petang menjelang malam, dengan hati penuh kegundahan senada dengan  perjalanan  di langit sedikit awan yang menggumpal,pak Taurik mendekati Inova hitam miliknya,di kesunyian rintik-rintik hujan mengiringi ke pulangannya menuju arah selatan jakarta tempat dia berteduh kawasan jaga karsa.
Malam menjelang mata terpejam di ranjang nan indah beduaan dengan mantan pacar yang saling bercumbu rayu insan- insan ciptaan Tuhan berkisah ceritera peristiwa tadi siang.
Taaurik : mau ga bu....... dengerin ceritaku tadi siang....?
Istri : ya maaulah.... ada apa yah....?
T : Tau ga Bu....
Belum selesai Pak Tarik Bertanya...... sang istri langsung menjawab ya tidaak taulaah....
T. sambil mencubit pipi sang istri yang lembut nan halus...  dengan dua tangannya.. pak Taurik menjawab.... dengerin duluu baru jawab....
I. hahaha aduh.... aduh... ya ya ya...
T : Kepala kantor yang baru.... ternyata bunda kenal.....
I: sapa sih.... sergah sang istri....
T :  Sabar dong bu….hehe... ko jadi bunda yang ngebet.....pengin tau.....
     Pengin tau... apa pengin tau bangeet....? sambil senyam senyum....
I  : Ayo dong... cepetan kasih tau.... sapa namanya suamiku yang baik...
T  : ngrayu ni ye.... sambil mengaduh karena di cubit sang istri... aduh-aduh ya.. ya.. saya jaawab.... namanya.... namaya.... pa Yofi...
I  : yofi....? yofi... yang mana...? ko kenal Bunda....? kayaknya saya ga kenal.. tuh... kirain siapa.... udah ah.. bunda ga kenal Yaah.... dah tidur aja...
T : Bener... nii... ga kenal..? coba ingat-ingat.. pernah punya temen namaya Yofi ga....?  Ayah yang kenalnya hanya beberapa kali bertemu aja... masih ingat.... masa bunda yang pernah berteman  lama masa ga inget...? coba inget-inget....
I : Dah Tidur...tidur.. ngantuk..... sambung besok lagi....  dah jaam berapa tuh..... dan ambil bantal guling langsung di peluknya dibawa tidur…

Bersambung
More aboutPelukan Bersejarah Bagian 2

Pelukan Bersejarah

Diposting oleh Asrofi

Luasnya langit membiru nan indah dipandang mata, cerahnya cuaca menambah tajamnya sorot mentari pagi  sungguh sangat menghangatkan badan , menyegarkan tubuh ,sesegar hati yg dirasakan dan dinikmati oleh pa yofi, saat-saat  indah nan lama ditunggu telah didepan mata. Tepatnya selasa 6 januari 2014 merupakan hari bersejarah nan menegangkan, tinta kehidupan yang telah Alloh Swt goreskan pada dua insan puluhan tahun tak jumpa dengan ijin Nya detik itu saling bertatap muka saling membelalakan mata, terlihat keanehan seolah melekat pada bahasa tubuhnya,dalam benak pikiran pak Yofi benarkah ini terjadi..? atau saya sedang mimpi...? setelah beristighfar Asytaghfirullahal a'dziim... kemudian pa yofi langsung menyodorkan tangannya dan berjabat tangan serta berpelukan  dengan penuh tanda tanya   yang takdiduga tak disangka. Sejenak peristiwa itu terlewatkan, pak Dwi , pak Leo, pak Alex,ibu Eva dan lainnya segera mempersilahkan  pak Yofi , monggo pa... demikian bu Eva logat jawanya melekat, karena memang asli jawa,sambil memegang mic begitu juga keluaar suara dari bu Ayu sebagai pembawa acara dalam acara ini, dengan lantangnya silahkan bapak-bapak.. ibu-ibu rombongan dari pak yofi .. monggo.. persilahkan duduk menempati posisi yang telah kami sediakan...  maka pak Danang dan kawan-kawan   memasuki ruangan yang telah disediakan. Hari itu merpakan waktu perkenalan dan serah terima jabatan dari pak Dwi ke Pak Yofi.  

More aboutPelukan Bersejarah

Cerpen

Diposting oleh Asrofi on Rabu, 01 April 2015

Judul   " Pelukan Bersejarah "
More aboutCerpen

Cerpen Dengan Judul " Pelukan Bersejarah "

Diposting oleh Asrofi


More aboutCerpen Dengan Judul " Pelukan Bersejarah "

CERPEN

Diposting oleh Asrofi

JUDUL " PELUKAN BERSEJARAH "

More aboutCERPEN

CERPEN JUDUL " PELUKAN BERSEJARAH "

Diposting oleh Asrofi


More aboutCERPEN JUDUL " PELUKAN BERSEJARAH "

Diposting oleh Asrofi


More about

KEMBALI BERSEKOLAH

Diposting oleh Asrofi on Rabu, 18 Maret 2015

Kembali Bersekolah
            Memasuki Tahun ajaran Baru (1972 ) saya di daftarkan kembali sekolah Ke SD yang sama ( SDN III Lebaksi Lor ) dan dengan guru yang sama ( terkenal galak ) serta pada kelas yang sama yakni Kls V. Perkataan yang tak pernah kulupakan dari pak guru" coba kalo waktu itu Asrofi mau masuk dan ikut ulangan, maka sekarang sudah kelas VI, bukan kelas V (lima lagi)" . Ternyata waktu benar-benar sangat berharga,kelengahan dan kelemahan saya tak mampu menghindar dari perasaan yang terus menghantui( takut terhadap Gurunya akibat tidak masuk sekolah  berhari-hari ), sehingga harus menerima kerugian yang sangat besar, yakni tigaminggu atau lebih harus dibayar satu tahun. Artinya ketika  duduk kelas V SD saya jalani selama dua tahun ( 1971 dan 1972 ).
            Kerugian ini juga hampir saja saya alami untuk yang kedua kalinya, ketika di tingkat lanjutan pertama ( PGAN ). Setamat dari SD ( 1973 ) saya didaftarkan ayahku ke sekolah yang bernuansa agama ( PGAN )  di kota yang terkenal dengan Teh nya yakni kota Slawi. Perjalanan menuntut ilmu di tingkat lanjutan ini juga tak selancar yang orang tua harapkan,ada saja permasalahan yang saya hadapi. Pergaulan pada masa itu sudah semakin luas bukan lagi hanya seputar teman sekampung, akan tetapi merambah teman dari berbagai kecamatan dan Sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Tegal,dengan beragam kebiasaan dan prilaku yang mempengaruhi sikap dan prilaku saya.
            Pendidikan Guru Agama Negeri ( PGAN ) setara SMP yang sekarang dilebur menjadi Madrasah Tsanawiyah Negegeri ( MTsN ). Di Slawi  pada tahun 1973 ada sekitar 5( lima ) sekolah Negeri dan swasta yakni, SMPN  Slawi, PGAN Slawi, SMP Muhamadiyah,SMP Darma Bakti, SMP Bakti Mulya. SMPN dan PGAN berdampingan satu pagar pembatas berada di JL. Dukuh Mingkrik Slawi, namun secara emosional hubungan anak-anak PGAN lebih dekat dengan anak-anak SMP Muhamadiyah walaupun jaraknya paling jauh, itu dikarenakan faktor akidah yang menyatukan, sehingga saya juga banyak bergaul dengan anak-anak Muhamadiyah. Ketika saya duduk dikelas dua PGAN ada beberapa anak Muhamadiyah yang cukup dekat dan punya pengaruh dalam perkembangan kehidupan saya, yakni; usuf,nur kiwil dan lainnya.
            Yusuf Wibisono ( Usuf ) adalah anak yang dari kecil hidup di Jakarta bersama orang tuanya sebagai perantau dari kampungku( Lebaksiu Tegal ) yang cukup berhasil di Jakarta, mapan hidupnya berkecukupan. Melihat anaknya ( usuf ) sering berulah baik di sekolah maupun di lingkungannya, maka usuf di pindahlah sekolahnya di kampung halaman orang tua. Pada tahun 1970 ketika saya kls 1V SD , usuf masuk pindah di sekolah yang sama dengan saya  SDN III Lebaksiu Lor beda satu kelas yaitu di Kls V ( Lima ). Usuf memang ganteng, pandai bergaul sehingga punya banyak teman, baik dilingkungan maupun di sekolah. Tabiat kota Jakarta sangat kuat melekat dalam kehidupannya ( usuf ) sehingga tujuan mulia orang tua memindahkan dia kekampung  agar terhindar dari perbuatan-perbutan negatif Jakarta yang semakin keras,rupanya tak mampu menggesernya. Bahkan semakin kuat ( Bandel )dan semakin bebas hidupnya karena jauh dari pantauan orang tua ( di Jakarta ).
            Dampak negatif yang hampir saja meluluh lantakan kehidupan saya sebagai seorang pelajar waktu itu adalah perkembangan jiwa pubertas yang terselimuti kuatnya egoisme, sehingga tidak sedikit pesan-pesan moral orang tua yang terabaikan. Ketika saya kelas 1V PGAN mungkin orang tuaku sedang menurun usaha dagangnya sehingga sulit secara langsung memenuhi apa yang saya minta, kuatnya egoisme melekat pada kepribadianku pada waktu itu, maka saya sering brontak pada orang tua. Kelas 1V PGAN pakaian seragam sama setara dengan tingkat SMA  yakni harus bercelana panjang. Hanya karena ayahku terlambat membelikan seragam,sebagai pengganti celana panjangku yang sudah sobek ,sifat egoisme yang melekat pada diriku memuncak,saya minggat ( kabur ) meninggalkan kampung halaman , sekolah, nekat pergi ke Jakarta ( 1977 ), untuk menemui saudara sepupuku yang saya anggap seperti kakaku sendiri yaitu M.Toha ( alamarhum ) dan Sunarto. Karena profesi saudaraku ini adalah sebagai PKL , maka saya di ajari berdagang oleh saudaraku ( kue Pukis ). Satu minggu  di jakarta saya menjadi perbincangan orang di kampung, juga oleh saudara-saudara sepupuku lainnya yang juga ada di jakarta. Saya yakin ikatan batin yang terus menderu ingat pada sosok seorang perempuan yang sangat sayang pada anak yang nekat kabur ini, yakni lantunan continyuitas dahsyatnya do,a bundaku panjatkan. Kekuatan itulah yang kemudian meluluhkan hatiku yang tadinya berkeras hati untuk tetap di jakarta, dengan keikhlasan saudara-sadara sepupuku yang lain berdatangan ditempatku berada ( cipinang Besar Selatan ), munawar,fatoni dan lainnya  membujuk dan merayu saya supaya pulang kekampung dan sekolah kembali, ahirnya pada minggu kedua  di jakarta saya diantar ke Terminal Pulo Gadung untuk pulang ke kampung halaman ( Tegal ).
            Walaupun namaku sudah dicoret dari daftar siswa PGAN, namun berkat rahmat dan Inayah-Nya   dalam proses  untuk dapat bersekolah kembali kepengurusannya dibantu oleh seorang guru PGAN tempatku belajar Ibu Muniroh, saya bisa masuk dan bersekolah kembali sebagaimana biasa layaknya siswa lainnya. Alhamdulillah belajar dapat kembali saya jalani secara wajar dan sampai ahir Tahun Pelajaran ( 1977 ) serta Lulus dengan nilai baik, cukup untuk melanjutkan kejenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA ).V 

More aboutKEMBALI BERSEKOLAH

DOA IBU

Diposting oleh Asrofi

DAHSYATNYA  DO,A  IBU
1.   Penggembala
 
Lebaksiu lor kecamatan Lebaksiu adalah sebuah desa sekitar dua puluh satkilo
meter arah selatan Kota Bahari Tegal, disanalah saya berdasarkan data yang orang tua berikan bahwa pada hari kamis 10 Desember 1959 diri saya dilahirkan. Atas bimbingan dan didikan kedua orang tuanyalah saya tumbuh dan  berkembang sebagaimana layaknya  anak anak lainnya. Menginjak usia tujuh tahun saya diantar oleh ayah  ke SDN III Lebaksiu Lor pertanda saya masuk sekolah dengan syarat pegang daun telinga sebelah kiri dari atas kepala demikian permintaan Bapak   guru pada waktu itu (1966 ). Kesederhanaan hidup kedua orang tuaku menjadi penuntun arah yang melekat penuh arti dimasa kini.
            Berdasarkan cerita dari ibuku tercinta, ayahku adalah seorang yang taat dan hormat pada orang tuanya, ketika menginjak dewasa saatntnya harus bekerja sepulangnya dari pondok pesantren (belajar ) ayah mendaftar sebagai seorang guru ( Guru Agama ), dan Alhamdulillah Lulus, namun karena kehidupan seorang guru ( PNS ) pada tahun itu jauh api dari panggang bila dibandingkan dengan hidup berwira swasta( Dagang ), maka orang tua saya dilarang bekerja jadi guru oleh kakandanya yang pertama(sebagai pengganti orang tua). Permasalahan yang dihadapi oleh ayahku pada waktu itu sesungguhnya sangat berat ketika beliau telah memutuskan keluar dari guru ( PNS ), karena kakaknya yang sudah mapan dan berkecukupan dalam hidupnya tidak memberikan solusi bagi masa depan kehidupan ayahku.
            Beruntunglah kakak ayah saya yang ke Dua cukup dewasa dan memiliki jiwa bimbingan yang sangat berarti bagi kehidupan ayah dimasa depan. Sam'an ( kakak ayahandaku yang Ke dua ) namaya adalah seorang saudagar kambing/domba yang sudah malang melintang penuh pengalaman dalam dunia perdagangan kambing. Dunia inilah yang kemudian menjadi pencaharian ayahandaku sampai saya dewasa.
            Atas dorongan dan bimbingan kakandanya ayahandaku menjalani proses hidupnya tidak melupakan bekal ilmu yang telah beliau peroleh ketikan berpetualang menjadi santri. Ayahandaku alumni pesantren kaliwungu kendal Jawa Tengah. Ketika pagi bergulat dengan dunia bisnis ( Perdagangan ) kambing ,malam dan waktu luang lainnya beliau gunakan untuk mengamalkan ilmu yang beliau miliki yaitu menjadi guru nganji dan madrsah di masyarakat. Pada setiap tahunnya 5 sampai dengan 10 anak khatam Al Qur'an  hasil didikan bimbingan ayahandaku.
            Pada tahun 1970 saya dan anak didik lainnya ( -+ 5 anak )hasil bimbingan dan didikan ayahandaku telah dapat menghatamkan bacaan Al qur an , bertepatan juga dengan dikhitannya saya pada bulan Maulid( Rabiul Awal ), Ketika itu saya sudah duduk dikelas 1V SD. Masa-masa indah sebagai seorang anak pada waktu itu benar-benar terasa betapa sayangnya kedua orang tuaku, terutama ibundaku tercinta ,karena kebetulan saya disamping sebagai anak pertama,adalah juga satu-satunya anak laki dari seluruh saudara-saudaraku. Keluargaku adalah keluarga besar, yakni sepuluh bersaudara satu laki sembilan perempuan. Ketika mengingat tahun itu ( 70an ) banyak suka duka, menangis dan ketawa silih berganti. Bundaku merupakan sosok seorang istri yang sangat patuh dan taat pada sang suami. Keseharian  hidup bundaku ( Al marhumah ) hampir tidak pernah terdengar ada tawar menawar ketika dikasih uang belanja setiap harinya, artinya seberapapun dikasinya dicukup-cukupkan dan juga tak pernah terdengar hutang ditempat belanjaannya. Sehingga hampir setiap hari lauk pauk yang disajikan pada anak-anaknya sangat-sangat sederhana( mohon maaf ) tak luput dari sayur labuh dan tempe/tahu. Suatu hari sepulangku dari sekolah saya dan adiku yang pertama ( istiqomah ) bercanda , sedangkan bundaku baru saja mengangkat wajan dari tungku dapur tanah, entah bagaimana peristiwa yang sangat bersejarah ini kejadiannya, adiku terjatuh duduk tepat diatas wajan yang berisi sayur panas tersebut,spontan menjerit dan terdiam semuanya dan diangkatlah adikku dalam keadaan luka. Apakah bundaku marah...? beliau adalah orang yang sangat sabar,sehingga walaupun kalang kabut bagaimana harus mengobati luka adiku serta menenangkan adik-adiku yang lain agar tidak terlambat makan sianng semuanya dapat diselsesaikan dengan penuh kesabaran,sembari menenangkan saya takut dimarahi oleh ayahandaku.
            Almarhumah bundaku tercinta orang yang sabar dan hebat rajin ibadah ( semoga jadi ahli surga ) juga pekerja yang telaten dan jujur, apa yang beliau bisa kerjakan dalam rangka membantu perekonomian ayahandaku sering coba-coba menjadi pedagang, namun karena memang tidak banyak ketrampilan yang beliau miliki setiap usaha tidak berjalan lama. Dari mulai jualan tempe , jualan gorengan dan jualan musiman seperti pada setiap bulan maulid bundaku berjualan kue-kue pasar yang biasa disajikan dalam acara selamatan (sedekahan ) tanggal 7 maulid ( Rabiul Awal ) atau istilah dikampung saya ( Lebaksiu ) namaya tekuwinan. Itupun tidak seperti ibu-ibu yang lainnya pada cukup berhasil, sedangkan ibuku mungkin hanya balik modal dan cukup bisa dimakan.
            Tahun 1971 saya kls V SD usaha dagang ayah sedang cukup lumayan maju,sehingga ketika hari-hari libur suka ikut kepasar, baik ketika berjualan kambing di pasar kampungku tinggal ( Lebaksiu ) maupun dipasar slawi, begitu juga ketika ayahku hendak belanja kambing, di pasar Bojong maupun Bumiayu. Nuansa belajarku di kls V SDN III Lebaksiu Lor pada catur wulan ketiga saya rasakan agak kurang nyaman, dikarenakan sudah beberapa teman sekelasku keluar karena masalah-masalah spele. Pada suatu hari ketika itu  hari pasaran di kampungku ( Paing ) saya di ajak teman sekelasku main dan ahirnya bolos tidak masuk sekolah. Mulai hari itu menjadi tidak tenang pikiranku entah apa yang terjadi,hari demi hari saya dihantui perasaan kena ganjaran oleh bapak guruku yang terkenal sangat galak. Perasaan yang menghantui jiwa dan  pikiranku tentang galaknya guruku ini,  hari demi hari ,minggu demi minggu menjadi penyebab saya tidak terasa sudah dua minggu tidak masuk sekolah,sedangkan Ulangan catur Wulan ketiga (kenaikan kelas ) semakin dekat. Tidak bosan-bosannya teman-temanku setiap hari mendatangi rumahku dan merayu supaya saya masuk sekolah seperti biasa, namun dengan kuatnya perasaan dan pikiranku yang terus dihantui oleh galaknya sang guru sangat kuat, maka saya gagal menundukkan perasaan tersebut dan akhirnya tidak mengikuti kegiatan ulangan kenaikan kelas.
            Detik-detik menyedihkan mulai menyentuh kehidupanku,hampir tiap waktu pula ayahku marah besar terhadap saya dan itu hal yang sangat wajar oleh karena ulahku sendiri. Tak lama berselang datanglah waktu ,kondisi kontradiktif dimana adik-adiku merayakan kesenangan dengan penuh ketawa karena naik kelas,sementara diriku dalam puncak kesedihan yakni mendengar kabar bahwa saya disuruh jadi gembala. Pagi buta satu hari setelah kenaikan kelas kekesalan ayahandaku tertumpah dan saya dibangunkan beliau dan berucap : Karena kamu sudah tidak sekolah maka kerjakan yang bisa kamu kerjakan, itu sudah ada pacul ( cangkul ), cengkrong ( parang ),nanti kesawah cangkulin itu sawah dan cari empan kambing kemudian itu kambing-kambing domba kamu gembalakan kekebun. Bundaku kuat sekali menahan perasaan seolah tak ada pembelaan terhadapku. Sekitar satu minggu sampai sepuluh hari saya nikmati hidupku sebagai penggembala dalam bimbingan ayahku. Almarhumah bundaku tercinta siang menemaniku menggembalakan kambing,tengah malam insan lain terlelap tidur,sementara beliau habiskan  dengan cucuran air mata  membasahi pipinya yang halus bersujud munajad bermohon kehadiarat ilahi robby, tak henti-hentinya beliau lantunkan doa untuk kehidupan anak-anaknya terutama saya yang sedang tertimpa musibah tidak mau sekolah karena takut dimarahi gurunya yang galak.

More aboutDOA IBU

Peran Konselor

Diposting oleh Asrofi on Rabu, 11 Februari 2015

Jalan Terjal Konselor di sekolah
Oleh :         A s r o f i
Terinspirasi oleh adanya beberapa peristiwa-peristiwa di sekolah yang terkadang peserta didik( siswa ) sebagai generasi penerus bangsa baik langsung atau tidak langsung terkena imbasnya.Pada medio september 2014 ini  pemberitaan terus bergulir menjadi perbincangan di beberapa media, yakni telah diberhentikannya 13 orang siswa  SMAN di Jakarta. Diberhentikannya siswa-siswa tersebut tentu telah melalui proses dan prosedur sesuai dengan peraturan yang belaku di sekolah. Begitu pentingnya aturan , nilai,moral, tata tertib dan pendisiplinan  dalam rangka  mewujudkan harkat dan matabat kehidupan manusia yang sejahtera.
 Upaya sekolah demi terwujudnya proses lingkungan belajar nyaman dan kondusif memberlakukan aturan dan disiplin sekolah,untuk menjaga prilaku siswa agar tidak menyimpang dari norma,aturan dan tata tertib sekolah. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prilaku siswa , diri sendiri, keluarga dan pergaulan di lingkungannya. Brown dan Brown(dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com ) mengelompokan beberapa penyebab prilaku siswa yang indisiplin yaitu: satu, Prilaku siswa tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru.Dua, prilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah;kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur dan lain-lain dapat menyebabkan prilaku yang kuran atau tidak disiplin.Tiga ,prilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa,yakni siswa yang berasal dari keluarga yang broken home. Empat,   prilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah ( suci ) kedua orang tuanyalah atau lingkungannyalah yang akan membentuknya. ( al Hadits ).
Sudahkah guru-guru menunaikan tugasnya  secara profesional, mampu memberikan keteladanan pada peserta didiknya? jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik di dalam kelas, maka akan terjadi siswa kurang termotivasi dan tidak kondusif untuk mencapai prestasi belajar dan bisa terjadi penyimpangan –penyimpangan prilaku siswa. Begitu juga dengan sekolah, sudahkah sekolah benar-benar memberikan  lingkungan yang nyaman bagi siswa-siswinya? Benarkah siswa-siswa yang melakukan prilaku menyimpang disebabkan hanya oleh dirinya sendiri? Bagaimana dengan linkungan jakarta, yang makin keras..? Bagaimana peran guru Bimbingan dan Konseling sebagai mitra siswa dalam rangka menjaga prilaku siswa,sudahkah menunaikan tugasnya secara profesional...?
Peran Konselor di Sekolah
            Tujuan diterapkannya peraturan dan disiplin sekolah yakni, sebagai upaya terciptanya linkungan belajar yang nyaman dan kondusif. Sistem yang lazim diterapkan di sekolah menggunakan poin pelanggaran/kesalahan yaitu, ketika seorang siswa telah melanggar/atau melakukan sesuatu prilaku yang menyimpang dari aturan sekolah, maka siswa akan dikenakan kriddit poin pelanggaran sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama ( sekolah,ortu,siswa ) besar kecil poin tersebut tergantung dari pelanggarannya (1-100). Ketika poin sudah sampai jumlah tertentu ada sanksi yang dikenakan pada siswa, dan akhir dari poin pelanggaran yaitu telah terkumpul jumlah poin pelanggaran 100, maka siswa dikembalikan kepada orang tua. Bagaimana  peran guru Bimbingan dan Konseling (BK ) atau UU No. 20 /2003 menyebutnya Konselor di sekolah ?
            Realita di lapangan tanpa disadari peran konselor disekolah tidak sedikit yang terjebak pada pelaksanaan tugas dilematis disekolah , Keikutsertaannya dalam penyelenggaraan penghitungan poin pelanggaran,sebagai petugas pembuat perjanjian dan lainnya. Sehingga terbentuk kontradiksi persepsi siswa   terhadap peran koselor disekolah yaitu sebagai Polisi sekolah. Prayitno(1994:122 ) menjelaskan masih banyak anggapan bahwa Bimbingan dan Konseling/konselor yaitu: "Polisi Sekolah yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib displin  dan keamanan  sekolah. Anggapan ini mengatakan siapa yang melanggar peraturan sekolah harus beurusan dengan BK/konselor. Bahkan lebih jauh konselor mendapat tugas bagaikan intel karena diminta untuk mengungkap seluruh pelanggaran siswa , kalo perlu menghadirkan barang buktinya. Itu semua sungguh sangat bertentangan dengan peran dan funsi BK/ Koselor. Konselor disekolah harus menjadi teman dan kepercayaan siswa,tempat pencurahan kepentingan  siswa, pencurahan apa yang dirasa dan terpikirkan siswa. Mengapa permasalahan delimatis ini terjadi?
            Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya salah arah pelaksanaan tugas konselor di sekolah, yakni; pertama, faktor kepala sekolah. Kepsek merupakan menejer/pucuk pimpinan di sekolah terkadang memiliki paradigma berbeda secara subtansial, sehingga efektifitas dan produktifitas konselor disekolah menjadi tidak signifikan dengan peran dan fungsinya.  Dua , imbas dari minimnya pengetahuan dan pemahaman tentang peran dan fungsi BK disekolah, maka terkadang ruang BK ditempatkan ruang yang kurang layak,atau ruangan yang tidak memenuhi standar minimal ruangan BK( konseling individu,konseling kelompok,ruang kerja dan pustaka ) Tiga, sistem yang kurang mendukung terlaksanayanya peran dan fungsi BK secara profesional, sehingga kurang terjalainnya keharmonisan BK dengan siswa sebagai mitra dalam pengembangan pribadinya,karena tidak berjalannya fungsi layanan BK sebagaimana mestinya.
Siswa Bukan Makanan
Siswa adalah manusia yang mempunyai hak dan kewajiban layaknya manusia lain diluar  sekolah. Siswa bukanlah makanan atau buah-buahan yang ketika sudah basi atau busuk tinggal buang saja, tanpa beban yang harus kita pertanggung jawabkan, karena memang makanan yang sudah basi atau buah yang sudah busuk itu apabila dimakan akan menimbulkan penyakit. Maka makanan atau buah busuk itu dibuang akan lebih bagus. Apakah harus demikian perlakuan terhadap siswa/siswi.....?
            Seiring dengan permasalahan tersebut, Prayitno ( 2002:83 ) menjelaskan lembaga pendidikan bukanlah lembaga hukum. Lembaga pendidikan adalah lembaga pengembangan pribadi,sedangkan lembaga hukum tempat dimana pelanggaran dan kesalahan dipermasalahkan,dikaji dan diproses sampai tuntas. Tujuan ahir pendidikan adalah terkembangnya potensi peserta didik seoptimal mungkin,sedangkan tujuan ahir lembaga hukum adalah jatuhnya vonis sebagai hukuman yang selanjutnya dijalani oleh siterdakwa yang melakukan kesalahan atau pelanggaran.
Optimalisasi
          Allah Swt Tuhan Yang Maha Kuasa telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna, berbagai sarana embaded pada dirinya,instink,akal , nafsu dan hati,tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan linkungan sekitar. Penetrasi media , merebaknya budaya kekerasan, glamor yang sangat destruktif  inheren pada penyimpangan prilaku siswa,merupakan dasar yang perlu diketahui oleh semua pihak, bahwa media berperan signifikan dalam terjadinya penyimpangan-penyimpan prilaku siswa. Oleh karena itu sebagai wujud komtemplasi bersama demi tegaknya disiplin siswa di sekolah ,namun tanpa menghambat perkembangan pribadi siswa dengan langka-langkah: satu, tegakkan kualitas pemahaman disiplin dan hormati hak pribadi siswa. Dua , tegakkan disiplin dengan senantiasa menjaga sifat kasih sayang. Tiga, menjaga hubungan tetap harmonis. Serta mampu mengoftimalkan peran konselor di sekolah, yakni, personil yang profesional , dapat berpegang pada azas-azas kerahasiaan ,keterbukaan dan kesukarelaan dengan komitmen positif distiap perubahan prilakunya. Amin

More aboutPeran Konselor

Artikel-artikel yg sudah pernah terbit di Harian Pelita

Diposting oleh Asrofi

HARIAN PELITA
Ironi Proyek Kondom Nasional
Rabu, 1 Januari 2014 |http://harian-pelita.pelitaonline.com/images/a-.pnghttp://harian-pelita.pelitaonline.com/images/a+.png
Oleh Asrofi
SIKAP dan perilaku tidak mau ber-
tanggung  jawab  manakala  terjadi
kesalahan  atas  kebijakan  publik
kini  semakin  jamak  terjadi  di  berbagai
birokrasi. Bahkan ada indikasi kuat bah-
wa  perilaku  buruk  di  atas  malah  men-
jadi budaya di kalangan para pemimpin
bangsa.  Buktinya,  banyak  pemimpin
malah  saling  menuding  atau  melempar
tanggung jawab ketika terjadi kesalahan.
Gelombang  suara  rakyat  memprotes
kebijakan  pemerintah  tentang  Pekan
Kondom  Nasional  (PKN)  2013.  Proyek
yang  terkesan  "amat  menjijikan"  ini
akhirnya  menuai  sindrom  "minus"  bagi
pencetus proyek tersebut. Bahkan, Komi-
si Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN)
dan Menteri Kesehatan RI menepis keter-
libatan mereka dalam proyek yang meng-
habiskan dana miliaran rupiah tersebut.
Todd  Callahan,  Direktur  DKT  Indone-
sia,  sangat  menyayangkan  kejadian  ini.
Padahal,  sebagaimana  diketahui,  PKN
2013  adalah  kerjasama  KPAN  dengan
DKT Indonesia. Bahkan, perusahaan asal
Washington,  Amerika  Serikat,  ini  sudah
menjalin  kerja  sama  dengan  Kementeri-
an Kesehatan sejak 2007. Lantas siapak-
ah penanggung jawab proyek "mega kon-
dom"  yang  memporak-porandakan  ke-
hidupan bangsa?
Siapa  pula  yang  berani  menanggung
risiko berat kalau kehidupan seks bebas
(free  sex)  di  Indonesia  semakin  meluas?
KPAN,  beranikah?  Apakah  Menteri  Kes-
ehatan  berani  bersikap  "ksatria"?  Atau
DKT Indonesia, punya nyalikah? Bangsa
ini bisa saja terjangkiti "sindrom kentut"  
atau "sindrom bukan saya".
Generasi emas dan seks bebas
Cita-cita  luhur  bangsa  Indonesia  ter-
cantum  secara  jelas  dalam  Pembukaan
UUD  1945  Alinea  IV.  Salah  satu  strate-
gi untuk mempercepat terwujudnya cita-
cita  bangsa  dan  negara  itu  adalah  den-
gan  mempersiapkan  generasi  masa  de-
pan yang tangguh, cerdas, mandiri, dan
berpegang  teguh  kepada  nilai-nilai  spir-
itualitas  (diistilahkan  Menteri  Pendidi-
kan  dan  Kebudayaan  sebagai  "genera-
si emas").
Dalam  rangka  mewujudkan  kondisi
tersebut, pemerintah melalui Kementeri-
an Pendidikan dan Kebudayaan melaku-
kan perubahan dan pembaharuan serta
inovasi  dalam  bidang  pendidikan,  yak-
ni  dengan  melahirkan  Kurikulum  2013
untuk  menjawab  tantangan  dan  perge-
sesaran  paradigma  pembangunan  Abad
ke-21,  menyongsong  era  seratus  tahun
Indonesia.
Maka, dengan Proyek PKN 2013 yang
kontraproduktif  tersebut,  sungguh  su-
lit dipahami, ke mana arah tujuan pem-
bangunan  bangsa.  Di  samping  mening-
katnya  ketidakpercayaan  publik,  proyek
kontradiktif tersebut menimbulkan bera-
gam permasalahan besar.
Satu, ketika mendapatkan kondom se-
cara  gratis,  para  remaja  jelas  diberi  ke-
sempatan  untuk  melakukan  perbuatan
amoral.  Dalam  ajaran  agama  apa  pun,
perilaku  seks  bebas  merupakan  per-
buatan  terlarang.    Dua,  fenomena  ini
menunjukkan bahwa dalam era reforma-
si, eksistensi dan penetrasi virus neolib-
eralisme masih terus menyerang kehidu-
pan  masyarakat,  menenggelamkan  adat
istiadat, dan nilai-nilai luhur bangsa.
Tiga,  "sindrom  kentut"  yang  melekat
pada  para  pengambil  kebijakan  Proyek
PKN,  terutama  jika  memang  benar
KPAN  dan  Kementerian  Kesehatan  me-
nolak  bertanggung  jawab  atas  proyek
ini.  Maka,  mereka  dapat  dikategorikan
masuk dalam kelompok golongan orang-
orang  "non-pribumi".  Sebab,  tindakan
semacam  ini  sepadan  dengan  yang  per-
nah  diungkapkan  oleh  John  Lie,  pahl-
awan  nasional  keturunan  Tionghoa:
"Orang pribumi adalah orang-orang Pan-
casilais,  Saptamargais  yang  jelas-jelas
membela kepentingan bangsa dan nega-
ra. Sedangkan orang non-pribumi adalah
mereka  yang  suka  korupsi  dan  merugi-
kan  kepentingan  nasional."  Megaproyek
PKN  2013  jelas  merugikan  kepentingan
bangsa, menghancurkan sendi-sendi bu-
daya nasional.
Empat,  secara  filosofis,  proyek  PKN
2013 adalah bentuk pelecehan terhadap
sendi  dan  dasar  Negara  Pancasila  dan
UUD 1945. Sebab, paradigma kebijakan-
nya  meniadakan    nilai  religius.  Sedan-
gkan  Indonesia  adalah  negara  religius
yang tidak bisa lepas dari nilai-nilai aja-
ran agama dalam setiap kebijakan pem-
bangunannya.
Menyikapi  kondisi  semacam  ini,  saya
teringat  kepada  tokoh  besar  dunia  sep-
erti  Albert  Einstein  dan  Max  Planck—il-
muwan besar fisika Abad ke-20—yang
mengakui pentingnya agama dalam pen-
carian  ilmu.  Mereka  yakin  bahwa  tidak
ada  seorang  pun  mampu  mendapatkan
kebenaran  alam  semesta  jika  tidak  ter-
gugah  dan  takjub  mengagumi  alam  se-
mesta.  Pesan  pentingnya  adalah,  orang-
orang sebesar Einstein dan Planck yang
konon lahir dan tinggal di negara sekul-
er  saja  tidak  pernah  meninggalkan  aja-
ran  agama  tapi  mengapa  pengambil  ke-
bijakan PKN 2013 justru menisbikan ni-
lai keagamaan ini?
Sebagai koreksi, seharusnya setiap ke-
bijakan  pablik  mempertimbangkan  nilai
budaya  bangsa  dan  ajaran  agama.  In-
donesia merupakan negara besar, bena-
rkah?  Menjadi  kontradiktif  bila  "sin-
drom  kentut"  proyek  PKN  2013  memi-
liki  kohesivitas  dengan  ungkapan  Wis-
ton  Churchill,  "the  price  of  greatness  is
responsibility".  Bahwa  sebuah  bangsa
besar  ditentukan  oleh  kebesaran  para
pemimpinnya  dan  juga  kebesaran  sege-
nap warganya. Maka dengan kasus yang
sangat fenomenal pengaruhnya terhadap
keberlangsungan  pembangunan  bang-
sa  menuju  terwujudnya  generasi  emas,
kontroversi  mengenai  proyek  PKN  2013
dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi
kehidupan  berbangsa  dan  bernegara.
(Penulis  adalah  Wakil  Kepala  Seko-
lah SMPN 24 Jakarta)

 
 
HARIAN PELITA
Pembinaan Guru PAI
Minggu, 5 Januari 2014 |http://harian-pelita.pelitaonline.com/images/a-.pnghttp://harian-pelita.pelitaonline.com/images/a+.png
Oleh Asrofi
Kementerian
Pendidkan dan
Kebudayaan akan
mengambil alih urusan
guru setelah ternyata
otonomi daerah dalam
hal pendidikan tidak
berjalan dengan
baik. Urusan yang
ditangani pusat
mencakup perekrutan,
pembinaan,
pendistribusian,
hingga penyaluran
tunjangan sertifikasi.
Lantas, bagaimana
nasib 168.184 guru
Pendidikan Agama
Islam pada sekolah
umum? Apakah
Kementerian Agama
akan seiring sejalan
dengan Kemendikbud?
DERETAN  panjang  kompleksitas
permasalahan  guru  PAI  seolah
tak  berujung.  Dari  mulai  sia-pa  yang  wajib  mengadakan  perekrutan
guru  PAI?  Dimana  harus  didistribusi-kan? Bagaimana pembinaan selama ini
berjalan?  Sudahkah  pengawas  agama
mengadakan pembinaan dengan benar?
Kelangkaan guru PAI
Berdasarkan  Peraturan  Menteri
Agama  Nomor  16  Tahun  2010  tentang
Pengelolaan  Pendidikan  Agama  pada
Sekolah,  kewenangan  pengadaan  guru
PAI  pada  sekolah  dilakukan  oleh  ke-menterian  dan  atau  pemerintah  dae-rah, sebagaimana termaktub dalam pas-al  14  ayat  1  dan  2.  Realitas  di  lapan-gan  amanah  yang  tertuang  dalam  Per-aturan Menteri ini tidak terimplementa-si sebagaimana mestinya.
Perkembangan  untuk  lima  tahun  ke
depan  guru  PAI  pada  sekolah  umum
akan  mengalami  kelangkaan.  Menga-pa demikian?  
Satu,  ketika  Kementerian  Agama
mengadakan  perekrutan  CPNS,  jus-tru  terjadi  kontroversi  dengan  amanah
Peraturan Menteri tersebut, yakni guru
honorer PAI yang lulus seleksi CPNS Ke-menterian  Agama  tidak  otomatis  me-nerima  penugasan  di  sekolah  umum
tetapi ditempatkan pada madrasah (MI/
MTs/MA).
Dua,    berdasarkan  data  yang  ada,
guru  PAI  ber-NIP  daerah  masih  pada
kisaran  di  bawah  sepuluh  persen.
Hal  ini  menunjukan  minimnya  perha-tian  pemerintah  daerah  terhadap  ke-beradaan guru PAI.
 Eksistensi guru honorer
Proses  perjalanan  pendidikan  agama
pada sekolah seolah berjalan tanpa riuh
gemuruh suara jeritan yang menggeliat.
Ini  karena  eksistensi  guru-guru  honor-er tidak dapat dipandang sebelah mata.
Betapa  tingginya  peran  mereka  dalam
menjaga keberadaan pendidikan agama
di  sekolah.  Sehingga  sudah  sepatutnya
pemerintah,  dalam  hal  ini  Kementerian
Agama, berterima kasih kepada mereka.
Bertahun-tahun  bahkan  puluhan  ta-hun  mereka  hanya  menunggu  segera
diangkat.  Tapi  itu  hanya  sebuah  mim-pi belaka. Jangan biarkan mereka (seki-tar 52.933 guru PAI Honorer) terlantar.
Jika menelantarkan kehidupan mereka,
maka Kementerian Agama dan pemerin-tah daerah telah mengabaikan amanah
UUD  1945,  khususnya  Pasal  33  ten-tang  kesejahteraan  sosial  dan  undang-undang serta peraturan terkait.
Kemudian  berkaitan  dengan  tena-ga  honorer,  ini  menjadi  tanggung  jaw-ab  pemerintah  secara  umum  bila  kita
mengacu  kepada  PP  Nomor  56  Tahun
2012  Pasal  5  ayat  1    yang  berbunyi:
Dokter  yang  telah  selesai  atau  sedang
melaksanakan  tugas  sebagai  tenaga  ti-dak  tetap  atau  sebagai  tenaga  honorer
pada  fasilitas  pelayanan  kesehatan  mi-lik  pemerintah,  dapat  diaangkat  men-jadi  Calon  Pegawai  Negeri  Sipil  setelah
melalui  pemeriksaan  kelengkapan  ad-ministrasi."
Apa perbedaan profesi dokter dengan
profesi guru atau lainnya?
Pengawas guru PAI
Peranan pengawas pendidikan agama
sungguh  sangat  dominan  terhadap
perkembangan dan  peningkatan  mutu
para guru PAI di sekolah, yang tentun-ya akan berpengaruh lansung terhadap
kemajuan  pendidikan  agama  dan  tu-juan  pendidikan  nasional.  Dilihat  dari
sisi  kewenangannya,  apakah  Pengawas
Pendidikan  Agma  (PPA)  berbanding  lu-rus dengan kinerja di lapangan?
Disamping  sebagai  mediator  anta-ra  sekolah  dengan  Kementerian  Agama
kota/kabupaten yang akan melaporkan
bagaimana penyelenggaraan pendidikan
agama di sekolah, PPA juga berwenang
melakukan pemantauan, penilaian, dan
evaluasi terhadap penyelenggaraan pen-didikan agama di sekolah, serta terlebih
penting  lagi  adalah  melakukan  pembi-naan  guru-guru  pendidikan  agama.
Apakah  kewenangan  dan  peran  yang
sangat strategis itu berjalan sebagaima-na mestinya?
Satu, minimnya tatap muka PPA den-gan guru PAI mengindikasikan rendahn-ya intensitas upaya peningkatan pembi-naan profesionalisme guru PAI.
Dua,  profesionalisme  PPA  di  lapan-gan  belum  menunjukan  kompetensin-ya  yang  kompetitif,  sebagai  seorang
manajer, supervisor, motivator, dan ino-vator.
Tiga,  perekrutan  PPA  masih  menga-cu  kepada  pasal  20  ayat  (2)  Permen
Agama RI Nomor 16 Tahun 2010, yaitu
PPA mayoritas  diangkat dari guru ma-drasah, yang secara psikologis akan ber-pengaruh  dalam  melaksanakan  tugas-nya  dikarenakan  lapangan  yang  dige-luti sekarang berbeda dengan lapangan
sebelumnya (MI/MTs/MA).
Demi  keberlangsungan  dan  terwu-judnya  mutu  pendidikan  agama  yang
kompetitif dan berkualitas, ada bebera-pa  langkah  sebagai  upaya  deteksi  dini
terhadap  keberadaan  dan  perkemban-gan guru PAI.
Pertama, kontinuitas koordinasi yang
teragenda  antarinstansi,  dalam  hal  ini
Kementerian Agama provinsi dan kota/
kabupaten  dengan  pemerintah  daerah
dan  dinas  pendidikan,  sangat  mendo-rong    percepatan  terwujudnya  penye-lesaian  terjadinya  kelangkaan  guru  PAI
PNS di sekolah.
Kedua,  untuk  meminimalisasi  ket-impangan hak guru PAI di sekolah, yak-ni  hak  struktural  karir  dan  kesejehter-aan,  maka  sebaiknya  perekrutan  guru
PAI di sekolah dilakukan oleh pemerin-tah daerah atau Kemendikbud. Sehing-ga  di  sisi  lain  keberadaan  guru  PAI  di
sekolah  terjamin  emansipasi  sosialnya,
baik karir maupun kesejahteraannya.
Ketiga,  konsekuensi  logis  dari  per-juangan para guru PAI honorer di seko-lah  kiranya  dapat    diminimalisasi  keti-dakadilan terhadap mereka.
Keempat,  perekrutan  PPA  sebaiknya
mengacu kepada Pasal 20 ayat (1) Per-men  Agama  RI  Nomor  16  Tahun  2010
yang diawali sosialisasi yang merata dan
diselenggarakan secara transparan. (Pe­
nulis adalah Wakil Kepala SMPN 24
Jakarta)
Dibaca 8 kali
 
 

HARIAN PELITA

Bencana dan Dehumanisasi

Senin, 17 Februari 2014 |http://harian-pelita.pelitaonline.com/images/a-.pnghttp://harian-pelita.pelitaonline.com/images/a+.png
Oleh Asrofi
Mengamati  
perilaku kehidupan
manusia dewasa
ini, berserakanlah
fenomena yang
mengidikasi
terjadinya degradasi
pemahaman diri
sebagai manusia.
Sehingga, dalam
mengarungi
predestinasinya (garis
hidup), manusia
tak mampu lagi
menapaki jejak yang
digariskan Sang
Pencipta. Fragmentasi
ini menggejala, baik
secara individual
maupun kelompok,
menghampiri seluruh
strata sosial.
FREDERIK  van  Eaden  yang  diku-tip  oleh  Fachry  Ali  dalam  buku
Agama,  Islam  dan  Pembaharuan,
sangat  kesal  melihat  ulah  manusia  mo-dern ini. Dia mengatakan, "Belum pernah
manusia terjebak dalam jala kusut kedu-staan yang besar seperti sekarang ini."
Persoalannya  sekarang  adalah  faktor
apa  yang  menyebabkan  fenomena  ini
merebak di semua lini kehidpan?
H Ensering berkata, "Didikan yang di-dasarkan  atas  tuntutan  ilmu  pengeta-huan  dan  kebutuhan  teknik  ialah  didi-kan  yang  mengutamakan  perkemban-gan akal semata. Didikan yang mempu-nyai  dasar  demikian  akan  menghasilk-an  orang  cerdik  dan  pandai  yang  mem-punyai pikiran sehat tetapi  mempunyai
asas  pikiran  yang  salah  dalam  pandan-gan dunianya (worldview)."
Tentunya secara struktur, manusia se-cara  organik  tidak  dapat  dipisah-pisah-kan:  didahulukan  atau  dipentingkan  di
antara  unsur-unsurnya.  Sebab,  ketika
satu unsur diutamakan dari unsur lain,
maka  ketimpangan  kehidupan  menjadi
fakta.  Di  era  informasi,  perkembangan
iptek yang mengglobal sungguh dahsyat
ini berimplikasi terhadap kehidupan ma-nusia dalam kapasitasnya sebagai makh-luk material. Sebagai makhluk spiritual,
manusia pun makin jauh tersungkur ke
alam gelap gulita.
Fenomena ini juga menjadi bagian tak
terpisahkan dari perilaku masyarakat In-donesia. Di sinilah berawal terjadinya ke-hampaan  dan  kelumpuhan  eksistensi
manusia (dehumanisasi).
Salah  satu  contoh  adalah  ketika
musim  penghujan  tiba.  Derasnya  air
mengguyur  hampir  seluruh  wilayah  Ta-nah  Air.  Masyarakat  dibuat  panik,  tak
terkecuali yang tinggal di Ibukota. Pada-hal,  hujan  bentuk  kasih  sayang  Tuhan
kepada makhluk-Nya. Hujan adalah rah-mat  yang  membawa  berkah:  tersimpan-nya air di bumi.
Persolannya,  mengapa  hujan  menjadi
musibah  (banjir)?  Ini  karena  kesalahan
manusia  dalam  mengelola  alam  (hilang-nya  kawasan  resapan)  dan  menjadi  sia-sialah air segar (hujan) yang seharusnya
akan membasuh kekeringan.
Apa  yang  kita  alami  terkait  banjir  ini,
menurut penulis, adalah bentuk kelum-puhan  eksistensial  manusia  (dehuman-isasi).  Inilah  yang  dikhawatirkan  oleh
Karl Jaspers, seorang filosof eksistensi-alis.  Dia  mengatakan,  "Despiritualization
of the word and its subjection to a regime."
(despiritualisasi  dunia  dan  ketundukan-nya  kepada  rezim  kemajuan  teknologi).
Realitas inilah yang terjadi tatkala hujan
yang  seharusnya  menjadi  berkah  justru
berubah  musibah.  Ini  karena  dominasi
teknologi  memandulkan  kearifan  manu-sia untuk hidup harmonis bersama alam.
Jauh  sebelum  Jaspers  mengatakan
hal  itu,  al-Quran  sudah  memperingat-kan,  "Pergunakanlah  apa  yang  di  muka
bumi  ini  sebagai  rahmat  Tuhan,  akan
tetapi janganlah kalian menjadi perusak
di muka bumi).
Bagaimana  kondisi  alam  kita  seka-rang?  Apakah  dataran,  lembah,  sungai,
gunung,  dan  lautan  yang  ada  di  hada-pan  kita  semua  masih  signifikan  den-gan  fungsinya?  Awan,  angin,  dan  lain
sebagainya  adalah  ciptaan  Tuhan  yang
bergerak  dan  berubah  mengikuti  perin-tah-Nya.  "Maka  sekali-kali  kamu  tidak
akan  menemui  perubahan  bagi  Sunnah
Allah,  dan  sekali-kali  tidak  pula  akan
menemui  penyimpangannya  bagi  Sun-nah  Allah  itu,"  demikian  firman  Allah
dalam al-Quran.
Banjir  yang  melanda  seluruh  wilayah
Indonesia  meluluhlantakan  hasil  keser-akahan  manusia.  Harta  benda  miliaran
rupiah  hilang.  Nyawa  manusia  melay-ang.  Jakarta  sebagai  pusat  pemerintah-an  lumpuh  total.  Sudah  seharusnya  ini
menjadi  bahan  kontemplasi  (renungan)
bersama sebagai refleksi kesadaran tran-sendental yang mewujud dalam perilaku
introspektif. (Penulis adalah Wakil Ke­
pala SMPN 24 Jakarta)
Dibaca 19 kali

More aboutArtikel-artikel yg sudah pernah terbit di Harian Pelita
 

Popular Posts

Pengikut