Pelukan Bersejarah Bagian 5

Diposting oleh Asrofi on Senin, 06 April 2015

Pelukan Bersejarah
Oleh  :  Asrofi
Anis langsung menyaut.... dan menjemputnya dengan nada meringkih suara tangisan  lirih tak terbendung air mata pun menetes dengan derasnya napa ayah ka...? bu Efi dari dalam kamar yang sedang berhias siap menuju tempat kerja.. keluaar dengan terburu-buru sehingga menenggor perlengkapan perhiasannya dan jatuh bunyi barang pecah pun menyentak berbarengan  suara  bu Efi yang sama napa Ayaaaah...? sambil di papah oleh bu Efi dan Anis putrinya yang manis.. keduanya nampak muram sedih menuju kamar membaringkan pa Taurik... di kamar depan, sementara ardli masuk membaawa segelas air putih dan bubur dipiring kecil yang telah disediakan oleh bu Efi untuk suami tercinta...
T : Bunda... Anis..putriku yang manis... sambil menengok kearah kanan tempat jam dinding tergantung.. pa Taurik menyapa suara lirihnya tersendat-tersendat.. itu udah jam berapa.. ko belum pada berangkat...? Anis kan sebentar lagi ulangan.. udah sana berangkat Naak... Bunda... ini hari senin jalanan macet udah sana berangkat...
A : Dengan isyarat colekan jari ardhi pada bundanya... keduanya keluar kamar... sambil memeluk bundanya penuh rasa sayang tetesan air matanyapun membasahi pipi dan badan bundanya.... ardhi ga sekolah hari ini Bunda.... ardi mau antar ayah ke RS... terus bunda dan anis gemana...?
 Belum selesai keduanya bermusyawarah... dari dalam kamar suara melengking dari lidah Anis yang manis ini... bundaaaaaaa...... Ayah... ayah... ayah... keduanya bergegas menuju kamar... mendapati pa Taurik dalam keadaan makin lemas tak bersuara.... disertai tangisan yang terus memunculkan tetesan air mata Anis meminta segera ardhi mengeluarkan mobil tuk membawa pa Taurik ke RS..
Anis : kaa... cepat keluarin  mobil  ya.. kita segera bawa ayah ke RS.... Anis mau nyiapin pakaian ayah... cepetan ya Kaa...?
Hati yang gundah gulana getaran hati yang terus berdebar... memeluk pa Taurik erat-erat sehingga baju pa Tauri basah oleh derasnya linangan tetesan air mata bu Efi... tangisan yang menyayat meratap bunyi sauara lirih.. ayaah... ayaah.... banguun dong…
Dalam hitungan menit Ardhi masuk kamar langsung memberi komando ... saya yang angkat ayah dan anis pegang kaki.. bunda bagian depan ya.... Bismillahirrohmanirrohiim.. segera masuk ke mobil... Aniiss... tolong konci pintu jangan lupa demikian bu efi bilang sama anis.
            Sudah tiga jam di Ruang ICU belum juga pa Taurik siuman, membuat rintihan bu Efi dan Anis tak bisa terhalang membengkaknya kedua mata dua insan ini... sementara Ardhi dengan tegarnya menjawab deringan alat komunikasi yang terus mengalir dari beberapa ponsel keluarga, kerabat yang ada di ruang tunggu, belum selesai dia menjawab ponsel pribadinya... berdering dengan iringan music instrumen Kenney G milik ayahnya.. Assalamualaikum... demikian ardhi mengawali... di jawab oleh orang kantor ayahnya Waalaikum salam..
Kantor : betul kan ini nmor Pa Taurik...?
Ardhi : betul pa... ini saya Ardhi anak pa Taurik...
Kantor : oh ya makasih naak... bisa bicara dengan Bapak...?
Ardhi : Mhn maaf pa... hari ini ayah masuk Rumah Sakit sekarang ada dalam perawatan di Ruang ICU dan sudah hampir empat jam belum juga siuman...
Kantor : oh ya... sabar ya.. ya naak... terima kasih informasinya... Assalamualaikum.. demikian orang kantor mengakhiri pembicaraannya.
            Informasi tentang keberadaan Pa Taurik sekarang ada di Ruang Icu dan belum juga sadarkan diri... menyebar keseluruh keluarga kantor tempat pa Taurik bekerja. Karena pa Taurik ini termasuk orang yang baik dan ramah di kantor, maka respon orang kantor begitu tinggi, sehingga dalam hitungan jam beberapa utusan kantor mengikuti Kepala kantor yaitu Pa Yofi menuju Rumah Sakit di kawasan Pondok Indah. Ditengah perjalanan penuh sesak macet total memperlambat sampainya rombongan dari kantor pa Taurik. Pa Alex orang temperamental rasanya ga sabar, maka dia turun mobil meliat-liat kedepan.. rupanya ada polisi pa troli..
Alex : selamat siang pak....
Polisi : siang... ada yang perlu kami bantu...?
Alex : ya ni.. pak saya mohn dengan sangat bantuan.. jalur...
Polisi : oh ya siap... bunyi sirene menyeruak jalan sebelah kiri....
Pa yofi ,bu Eva , pa Leo dan Linnya terasa lega..., karena sebentar lagi nyampe RS dan dapat menjumpai pa Taurik.... Namun rupanya Alloh Swt takdirkan lain dengan harapan... karena sesampainya rombongan Pa Yofi dan Kawan-kawan di RS... bukan pa Taurik dalam keadaan sadar melainkan sepuluh menit yang lalu Pa Taurik telah di panggil oleh Alloh Swt Inna Lillahi wa inna ilaihi Ra jiuun... seluruh rombongan tertunduk tersifu sayu dan tak bisa menahan mengalirnya air mata terutama Bu Eva dan pa yofi yang terus mengusap matanya dengan selampe yang sdh kelihatan basah. Suasana duka menyelimuti ruangan dengan lengkengingan tangisan, terutama Anis putri kesayangannya dan Bu Efi yang terus menjatuhkan pipi di badan pa Taurik... Pa Yofi mencoba mendekati jenazah Pa Taurik yang diapit oleh istri dan anaknya ini seraya berusaha menenangkan Anis dan Bu Efi... kalimat-kalimat yang pernah diungkapkan dua puluh tahun lalu ketika ayahnya Bu Efi meninggal di sampaikan lagi oleh pa Yofi... dengan tambahan di bacakan ayat suci Alqur an  Fa idza  ja'a ajaluhum.... al ayah... yang bu Eva sendiri faham tentang ayat ini.. maka pelan-pelan tangisan mulai lirih dan ketika itu ingat tentang ayahnya yang meninggal,, dan saat bangun bu Efi langsung tak sadarkan diri.. pa Yofi yang ada di belakangnya seorang diri dengan tiba-tiba memeluk bu Efi yang dalam kondisi lemes lunglai ini langsung dibantu anis dibawa keluar ruangan dan di rebahkan di pangkuan pa Yofi karena tak ada tempat lagi. Sementara Ardhi telah selesai mengurus administrasi RS dan sudah bisa di bawa pulang. Pa Alex dan Pa Leo langsung bergegas membantu membawa jenazah pa Taurik ke Mobil Ambulance..  dan pa Yofi dan Anis membawa menuntun bu Efi yang baru sadar menuju mobil yang telah disiapkan oleh ardi dan semuanya menuju rumah dikawasan jakarta selatan.


                                                                                    
 
 
 
 
 
 

More aboutPelukan Bersejarah Bagian 5

Pelukan Bersejarah Bagian 4

Diposting oleh Asrofi

Pelukan Bersejarah
Oleh  :  Asrofi

Suasana mencekam ada diruangan yang pengap saat itu orang tua efi sudah dalam keadaan koma, berada di Ruang ICU.... tak berselang lama  berdua dateng rupanya Alloh Swt telah Mentakdirkan Efi di Tinggal ayahnya tercinta saat masih benar-benar membutuhkannya... Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Ra jiuun... demikian dokter keluar dari R ICU sehingga efi hampir saja tak tahan menghadapi cobaan hidup ini... suara tangis..melengking tak dapat terbendung lagi saat itu... yofi lah yang menenangkan dan memberikan penceraahan... yang paling efi ingat… udah tenang... semua milik Alloh dan akan Kembali kepadaNya sekarang aku disampingmu.. ibu diselahmu.. kawan-kawan yang lain ada didepanmu.. saudara –saudara ada dibelakangmu... dah tenang ya... Ef....demikian yofi berucap. Kemudian dengan tanpa di sadari di depan bundanya efi yang masih tersdu-sedu memeluk Yofi dengan penuh iba dan efi tak sadrkan diri sehingga yofi takberdaya harus menyambut pelukan wanita yang bukan muhrimnya kemudian dibaringkan dipangkuaannya sampai tersadarkan diri.
Y. Ayo segera aja kita urus ... biar hari ini bisa kita makamkan  bukan begitu Bu....?
Ketika mata sudah sayub layu... bunyi kentongan tiang listrik diluar rumah pertanda malam sudah jam 03.00 .. maka bergegaslah efi dengan linangan air mata.. melangkahkan kaki menuju kamar mandi.. ambil air wudlu... dinginnya air malam itu.. karena memang musim dingin tak menjadi penghalang untuk segera mengingat Alloh Swt Tuhan Yang Maha Kuasa akan segala nikmatNya dengan Bersujud munajad digegelapan malam yang panjang itu. Seraya berdo'a : Ya Allo ya Robb... Hanya kepada Enkaulah kami Menyembah... hanya kepada Engkaulah kami beribadah... Ya Alloh ya Robb... hanya kepada Engkaulah kami meyakini... segala do,a akan dikabulkan... Ya Alloh ya Robb.. Engkaulah Al Hadi.. Tunjukilah kami senantiasa ada di JalanMu...
Tetesan linangan air mata yang begitu syahdu dengan lantunan do'a tak terasa membasahi pipinya... dikesunyian sepi senyapnya malam itu...  zikir dan do'a  merupakan suplemen terus munajad pada Yang Maha Kaya Alloh Swt  akan ketenangan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin... Ya Alloh Ya Robb... Kabulkanlah Do'a kami.. Aamiin. Demikian Efi mengahiri do'a. Dari kejauhan terdengar sayub-sayub lirih suara tarhiman isyarat malam menjelang akhir tanda akan datangnya subuh... maka Efi bergegas membangunkan pa Taurik suami tercinta seta putra putrinya untuk segera shalat subuh berjamaah.
Pa Taurik dan putra pertamanya Ardli setelah selesai dari kamar mandi bergegas menuju masjid, sementara Efi dan putrinya Anis berjamaah dirumah. Ketika dalam perjalanan pulang dari masjid, pa Taurik berpesan pada Ardli...
Taurik : ibumu adalah seorang wanita sholihah, ayah bangga dan bahagia mempunyai istri seperti ini... apakah kamu juga sama perasaan hatimu dengan ayah... bangga dan bahagia...?
Ardli : Ya iya lah saya sangat bangga dan bahagia mempunyai ibu seperti ini, dan saya juga bangga dan bahagia terhadap ayah... emang napa ayah... ko nanya seperti itu... sama Ardli..?
T : Begini  nak... ardhi kan tau bagaimana kondisi pisik ayah.. walaupun kelihatan sehat... tapi ayah satu minggu sekali harus masuk Rumah Sakit ( cuci darah )... jadi ayah pesan sama Ardhi sewktu-waktu ayah di Panggil Oleh Yang Maha Kuasa Alloh Swt... tolong jaga Ibu ya Naak.... ibumu itu orang baik... wanita sholehah...
Ardhi : Ayaah... nampak kesedihan diwajah ardhi... dengan terbata-bata... ko ayah bilang begitu.. ayah masih sehat... semangat ayah.... dengan nada memelas...
T : Ayah tadi waktu mandi terasa kedinginan dan sekarang terasa lemas.. ayah telat ke Rumah sakit kali ya... mestinya kemarin harus RS ( cuci darah )...
Ardhi : Dengan nada penuh penyesalan di benak fikiran dan hati Ardhi.. tak karuan melayan-layang... yaudah ntar sampai rumah langsung kita ke Rumah Sakit .. sama Ardhi....
T : Ardhi kan sekolah... biar ayah sama ibu aja ke RS nya....
A : dengan mata memerah sayu memendam penyeselan sangat mendalam dan kegundahan... ardi jawab ..tidak.. pokoknya ayah harus pergi sama ardli..dan akhirnya menetes juga itu air mata...  tak lama kemudian.. ardhi membuka pintu.... sambil memanggil... Bundaaa... Aayaaah......
Bersambung...

More aboutPelukan Bersejarah Bagian 4

Pelukan Bersejarah Bagian 3

Diposting oleh Asrofi

Pelukan Bersejarah
Oleh  :  Asrofi

T: Baru jam sepuluh.... bentar lagi... jangan tidur dulu bunda yang cantik.... sambil pegang pipinya yang halus.... saya mau kasih jalan biar inget... temen bunda  waktu kuliah ada temen yang namanya Yofi... ga...?
I: Temen kuliah....? ntar...ntar dulu...  sambil menyingkirkan bantal… membuka mata lebar-lebar dan bangun duduk..  berfikir dan berfikir.... karena dalam benak fikiran yang terjadi adalah hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.. atau istri pa Taurik ini, sebenarnya sudah mulai ingat punya temen yang namanya Yofi... akan tetapi dia sedang berfikir apakah mungkin temen yang kukenal ini benar sekarang menjadi atasan suamiku...? apa yang ku kenal ini... benar-benar dia...? yang sudah hampir dua dasa warsa ga pernah berjumpa.
T : Hay.... istriku sayang.... ko malah bengong...? Kenapa.....? kenal ga....?
I  : tersentak... oh ya.. kenal...kenal... orangnya kecil kan Yaah.... ko bisa ya.... dia masih kenal ayah.....? cerita apa dia tentang kita ...?
T; Balik bertanya... bukannya dah ngantuk...? besok lagi ya... dah malaem  dah tidur...tidur...
I : gini Yaah...... sambil meremas-remas tangan sang suami tercinta... bunda hanya ingin tau cerita sedikiitt aja...
T : Dah... besok aja ya.. sayang..... demikian pa Taurik sambil mencium pipi sang istri tercinta..
            Sementara jarum jam telah menunjuk pada angka 12 sedangkan mata istri pa Taurik belum juga mau terpejam... benak fikran Efi ( istri Pa Taurik ) melayang jaauh kebelakang masa-masa dia kuliah.. bagaimana bercanda ria.. rebutan kue di ruang   kantin yang sangat sederhana..., berdebat/ beramtem saat diskusi mata kuliah Teologi betapa cerdasnya Yofi menjelaskan dan mempertahankan pendapatnya tentang takdir yang membuat seluruh mahasiswa terdiam membisu oleh sanggahan mahasiswa kecil ini......, saling membantu baik saat suka dan duka... saat di campus mauapun diluar campus.Terus berjalan ingatanya membayangkan bagaimana ketika tidur dalam satu kamar sepulangnya dari liburan pulang kampung kemudian singgah bermalam dirumah paman yang hoby bercanda di  kawasan perumahan masyarakat daerah cipinang dekat stasiun Kereta JatinNegara, walaupun satu kamar Yofi tidak berulah bagaimana binalnya cowo dan cewe dalam satu kamar, begitu alim dan bersahaja. Ketika hendak tidur malam itu dia atur kamu Efi di kasur sama lik Fiyah .. saya (yofi ) di bawah... ok..? dari lantai atas pamannya( Pa Ridju ) yang suka bercanda bersuara Fiyah tidur di lantai atas aja... biar dia berdua dikamar itu... masa di bawah... dingin tau yof... Yofi ketawa sambil menyaut ya.. ya.. Booss.. aku tak membayangkan punya teman  sebaik ini akan jauh dan lama tak jumpa..., belum lagi bagaimana ketika perjalanan Haiking  pedalaman Tanggerang- Bogor entah kemana arah kami dibawa anak-anak laki menuju gunung dengan tanjakan yang terjal, turunan yang menukik curam dan lainnya yang melelahkan kepada siapa saya bersandar kalo bukan sama Yofi... malam gelap gulita tidur dikedinginan 10 mahasiswa dan 5 maha siswi... di ruangan sempit dan terbuka angin malam terus menyengat Yofi rela melepaskan jaket dan selimutnya demi aku.... Ya Alloh berkahilah hidupnya Ya Alloh... bagaimana gigih dan sabarnya menemaniku mencari cintaku yang hilang... ketika  cerita tentang aku di putus oleh pacarku( Romta )dia mengajaku mencari jejak tentang kebenaran informasi, mengelilingi kota jakarta, lorong-lorong kecil, gang-gang yang tak pernah kulewati siang malampun jalan tak kenal lelah,  bahkan sampai pulang kampung dicari di sudut ujung Timur Selatan  kota Bahari,  terbang dari semaraang ke Kupang dimana tempat Romta bertugas,  dia dengan tulus ikhlas menemaniku karena susahnya kendaraan waktu itu maka kamipun naik becak berduaan,walaupun sepi lewat melalui sawah-sawah, hutann yang rindang dia tak pernah berulah... ya Alloh betapa baiknya Temenku ini ( Yofi )... Astahgfirulloh Al Adziim... berkahilaah hidupnya Ya Alloh... Aamiin. Rupanya malam itu menjadi malam terpanjang... karena ingatannya melayang-layang membuat sebentar tertawa senyum penuh kebahagiaan... ketika terkenang masa-masa bahagia... sebentar dia menagis... teringat masa masa duka... yang paling menyentuh dalam lubuk hati Efi.. terkenang bagaimana gigihnya dia tanpa pamrih membantu moril maupun matriil ketika ayah meninggal karena kecelakaan, dimana saat itu efi dan yofi sedang menerima mata Kuliah Filsafat oleh Dosen Muda yang memiliki pemikiran cemerlang sekarang menjadi Rektor sudah dua Periode... begitu efi mendapat kabar bahwa ayahnya telah terjadi kecelakaan di daerah Pondok Indah Jakarta selatan... langsung Yofi mengikuti Efi pulang kerumah kemudian menuju RS Fatmawati. Dengan tangisan yang trus tersenga-senga yofi dengan ketulusannya coba menenangkan hati Efi...
Bersambung...

More aboutPelukan Bersejarah Bagian 3

Pelukan Bersejarah Bagian 2

Diposting oleh Asrofi

Pelukan Bersejarah
Oleh  :  Asrofi

Dalam kata sambutannya pak Yofi singkat padat terungkap kata kunci cukup jadi perhatian, yakni ternyata dikantor ini ada orang yang sudah saya kenal dan hampir puluhan  tahun tak pernah jumpa dan tak pernah komunikasi yaitu pak Taurik. Ketika usai acara sambil menikmati hidangan buah-buahan dan makanan kecil pak yofi asyik berbincang dengan pak Taurik.
Yofi; Gemana ceritanya ko bisa ada disini?
Taurik; ceritanya panjang.. saya merasa tidak nyaman , maka saya cari tempat lain dan disinilah saya diterima.
Y. oh begitu....
T. saya juga belum... lama disini baru sekitar 10 bulan…
Y. sambil menikmati jus jambu.. pak yofi nanya gemana keadaan keluarga?
T. Terasa gugup... oh Alhamdulillah sehat Wal Afiat
Y. Syukurlah.... ya sudah smg selalu sukses... saya pamit ya...
Matahari sudah nampak kekuning-kuningan nan jauh diujung barat  menandakan kan datangnya pergantian suasana petang menjelang malam, dengan hati penuh kegundahan senada dengan  perjalanan  di langit sedikit awan yang menggumpal,pak Taurik mendekati Inova hitam miliknya,di kesunyian rintik-rintik hujan mengiringi ke pulangannya menuju arah selatan jakarta tempat dia berteduh kawasan jaga karsa.
Malam menjelang mata terpejam di ranjang nan indah beduaan dengan mantan pacar yang saling bercumbu rayu insan- insan ciptaan Tuhan berkisah ceritera peristiwa tadi siang.
Taaurik : mau ga bu....... dengerin ceritaku tadi siang....?
Istri : ya maaulah.... ada apa yah....?
T : Tau ga Bu....
Belum selesai Pak Tarik Bertanya...... sang istri langsung menjawab ya tidaak taulaah....
T. sambil mencubit pipi sang istri yang lembut nan halus...  dengan dua tangannya.. pak Taurik menjawab.... dengerin duluu baru jawab....
I. hahaha aduh.... aduh... ya ya ya...
T : Kepala kantor yang baru.... ternyata bunda kenal.....
I: sapa sih.... sergah sang istri....
T :  Sabar dong bu….hehe... ko jadi bunda yang ngebet.....pengin tau.....
     Pengin tau... apa pengin tau bangeet....? sambil senyam senyum....
I  : Ayo dong... cepetan kasih tau.... sapa namanya suamiku yang baik...
T  : ngrayu ni ye.... sambil mengaduh karena di cubit sang istri... aduh-aduh ya.. ya.. saya jaawab.... namanya.... namaya.... pa Yofi...
I  : yofi....? yofi... yang mana...? ko kenal Bunda....? kayaknya saya ga kenal.. tuh... kirain siapa.... udah ah.. bunda ga kenal Yaah.... dah tidur aja...
T : Bener... nii... ga kenal..? coba ingat-ingat.. pernah punya temen namaya Yofi ga....?  Ayah yang kenalnya hanya beberapa kali bertemu aja... masih ingat.... masa bunda yang pernah berteman  lama masa ga inget...? coba inget-inget....
I : Dah Tidur...tidur.. ngantuk..... sambung besok lagi....  dah jaam berapa tuh..... dan ambil bantal guling langsung di peluknya dibawa tidur…

Bersambung
More aboutPelukan Bersejarah Bagian 2

Pelukan Bersejarah

Diposting oleh Asrofi

Luasnya langit membiru nan indah dipandang mata, cerahnya cuaca menambah tajamnya sorot mentari pagi  sungguh sangat menghangatkan badan , menyegarkan tubuh ,sesegar hati yg dirasakan dan dinikmati oleh pa yofi, saat-saat  indah nan lama ditunggu telah didepan mata. Tepatnya selasa 6 januari 2014 merupakan hari bersejarah nan menegangkan, tinta kehidupan yang telah Alloh Swt goreskan pada dua insan puluhan tahun tak jumpa dengan ijin Nya detik itu saling bertatap muka saling membelalakan mata, terlihat keanehan seolah melekat pada bahasa tubuhnya,dalam benak pikiran pak Yofi benarkah ini terjadi..? atau saya sedang mimpi...? setelah beristighfar Asytaghfirullahal a'dziim... kemudian pa yofi langsung menyodorkan tangannya dan berjabat tangan serta berpelukan  dengan penuh tanda tanya   yang takdiduga tak disangka. Sejenak peristiwa itu terlewatkan, pak Dwi , pak Leo, pak Alex,ibu Eva dan lainnya segera mempersilahkan  pak Yofi , monggo pa... demikian bu Eva logat jawanya melekat, karena memang asli jawa,sambil memegang mic begitu juga keluaar suara dari bu Ayu sebagai pembawa acara dalam acara ini, dengan lantangnya silahkan bapak-bapak.. ibu-ibu rombongan dari pak yofi .. monggo.. persilahkan duduk menempati posisi yang telah kami sediakan...  maka pak Danang dan kawan-kawan   memasuki ruangan yang telah disediakan. Hari itu merpakan waktu perkenalan dan serah terima jabatan dari pak Dwi ke Pak Yofi.  

More aboutPelukan Bersejarah

Cerpen

Diposting oleh Asrofi on Rabu, 01 April 2015

Judul   " Pelukan Bersejarah "
More aboutCerpen

Cerpen Dengan Judul " Pelukan Bersejarah "

Diposting oleh Asrofi


More aboutCerpen Dengan Judul " Pelukan Bersejarah "

CERPEN

Diposting oleh Asrofi

JUDUL " PELUKAN BERSEJARAH "

More aboutCERPEN

CERPEN JUDUL " PELUKAN BERSEJARAH "

Diposting oleh Asrofi


More aboutCERPEN JUDUL " PELUKAN BERSEJARAH "

Diposting oleh Asrofi


More about
 

Popular Posts

Pengikut