Pelukan Bersejarah Bagian 3

Diposting oleh Asrofi on Senin, 06 April 2015

Pelukan Bersejarah
Oleh  :  Asrofi

T: Baru jam sepuluh.... bentar lagi... jangan tidur dulu bunda yang cantik.... sambil pegang pipinya yang halus.... saya mau kasih jalan biar inget... temen bunda  waktu kuliah ada temen yang namanya Yofi... ga...?
I: Temen kuliah....? ntar...ntar dulu...  sambil menyingkirkan bantal… membuka mata lebar-lebar dan bangun duduk..  berfikir dan berfikir.... karena dalam benak fikiran yang terjadi adalah hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.. atau istri pa Taurik ini, sebenarnya sudah mulai ingat punya temen yang namanya Yofi... akan tetapi dia sedang berfikir apakah mungkin temen yang kukenal ini benar sekarang menjadi atasan suamiku...? apa yang ku kenal ini... benar-benar dia...? yang sudah hampir dua dasa warsa ga pernah berjumpa.
T : Hay.... istriku sayang.... ko malah bengong...? Kenapa.....? kenal ga....?
I  : tersentak... oh ya.. kenal...kenal... orangnya kecil kan Yaah.... ko bisa ya.... dia masih kenal ayah.....? cerita apa dia tentang kita ...?
T; Balik bertanya... bukannya dah ngantuk...? besok lagi ya... dah malaem  dah tidur...tidur...
I : gini Yaah...... sambil meremas-remas tangan sang suami tercinta... bunda hanya ingin tau cerita sedikiitt aja...
T : Dah... besok aja ya.. sayang..... demikian pa Taurik sambil mencium pipi sang istri tercinta..
            Sementara jarum jam telah menunjuk pada angka 12 sedangkan mata istri pa Taurik belum juga mau terpejam... benak fikran Efi ( istri Pa Taurik ) melayang jaauh kebelakang masa-masa dia kuliah.. bagaimana bercanda ria.. rebutan kue di ruang   kantin yang sangat sederhana..., berdebat/ beramtem saat diskusi mata kuliah Teologi betapa cerdasnya Yofi menjelaskan dan mempertahankan pendapatnya tentang takdir yang membuat seluruh mahasiswa terdiam membisu oleh sanggahan mahasiswa kecil ini......, saling membantu baik saat suka dan duka... saat di campus mauapun diluar campus.Terus berjalan ingatanya membayangkan bagaimana ketika tidur dalam satu kamar sepulangnya dari liburan pulang kampung kemudian singgah bermalam dirumah paman yang hoby bercanda di  kawasan perumahan masyarakat daerah cipinang dekat stasiun Kereta JatinNegara, walaupun satu kamar Yofi tidak berulah bagaimana binalnya cowo dan cewe dalam satu kamar, begitu alim dan bersahaja. Ketika hendak tidur malam itu dia atur kamu Efi di kasur sama lik Fiyah .. saya (yofi ) di bawah... ok..? dari lantai atas pamannya( Pa Ridju ) yang suka bercanda bersuara Fiyah tidur di lantai atas aja... biar dia berdua dikamar itu... masa di bawah... dingin tau yof... Yofi ketawa sambil menyaut ya.. ya.. Booss.. aku tak membayangkan punya teman  sebaik ini akan jauh dan lama tak jumpa..., belum lagi bagaimana ketika perjalanan Haiking  pedalaman Tanggerang- Bogor entah kemana arah kami dibawa anak-anak laki menuju gunung dengan tanjakan yang terjal, turunan yang menukik curam dan lainnya yang melelahkan kepada siapa saya bersandar kalo bukan sama Yofi... malam gelap gulita tidur dikedinginan 10 mahasiswa dan 5 maha siswi... di ruangan sempit dan terbuka angin malam terus menyengat Yofi rela melepaskan jaket dan selimutnya demi aku.... Ya Alloh berkahilah hidupnya Ya Alloh... bagaimana gigih dan sabarnya menemaniku mencari cintaku yang hilang... ketika  cerita tentang aku di putus oleh pacarku( Romta )dia mengajaku mencari jejak tentang kebenaran informasi, mengelilingi kota jakarta, lorong-lorong kecil, gang-gang yang tak pernah kulewati siang malampun jalan tak kenal lelah,  bahkan sampai pulang kampung dicari di sudut ujung Timur Selatan  kota Bahari,  terbang dari semaraang ke Kupang dimana tempat Romta bertugas,  dia dengan tulus ikhlas menemaniku karena susahnya kendaraan waktu itu maka kamipun naik becak berduaan,walaupun sepi lewat melalui sawah-sawah, hutann yang rindang dia tak pernah berulah... ya Alloh betapa baiknya Temenku ini ( Yofi )... Astahgfirulloh Al Adziim... berkahilaah hidupnya Ya Alloh... Aamiin. Rupanya malam itu menjadi malam terpanjang... karena ingatannya melayang-layang membuat sebentar tertawa senyum penuh kebahagiaan... ketika terkenang masa-masa bahagia... sebentar dia menagis... teringat masa masa duka... yang paling menyentuh dalam lubuk hati Efi.. terkenang bagaimana gigihnya dia tanpa pamrih membantu moril maupun matriil ketika ayah meninggal karena kecelakaan, dimana saat itu efi dan yofi sedang menerima mata Kuliah Filsafat oleh Dosen Muda yang memiliki pemikiran cemerlang sekarang menjadi Rektor sudah dua Periode... begitu efi mendapat kabar bahwa ayahnya telah terjadi kecelakaan di daerah Pondok Indah Jakarta selatan... langsung Yofi mengikuti Efi pulang kerumah kemudian menuju RS Fatmawati. Dengan tangisan yang trus tersenga-senga yofi dengan ketulusannya coba menenangkan hati Efi...
Bersambung...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

 

Popular Posts

Pengikut